Planet Baru Setelah Pluto

Planet Baru Setelah Pluto

Satelit Alami (Bulan)

Satelit alami adalah benda langit yang mengorbit sebuah planet atau benda langit lainnya yang lebih besar. Bulan adalah contoh satelit alami Bumi. Satelit alami dapat memiliki berbagai ukuran dan komposisi, mulai dari bulan berbatu seperti Bulan kita hingga bulan es seperti beberapa satelit Jupiter dan Saturnus. Mereka memainkan peran penting dalam sistem planet, mempengaruhi pasang surut laut, menstabilkan rotasi planet, dan bahkan dapat memiliki atmosfer sendiri.

Kriteria Disebut Planet

Aturan baru terkait sebuah planet diadopsi dari International Astronomical Union. Berikut syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi sebuah planet:

Sebuah planet pasti bulat

Sebuah planet harus mengorbit pada matahari

Sebuah planet harus membersihkan lingkungan dari orbitnya. Artinya pada saat sebuah planet bergerak, gravitasinya harus mampu untuk membersihkan ruang di sekitarnya dari objek lain. Beberapa objek yang dibersihkan itu dapat saja menabrak planet tersebut ataupun menjadi bulan bagi planet tersebut.

Satelit Alami (Bulan)

Satelit alami adalah benda langit yang mengorbit sebuah planet atau benda langit lainnya yang lebih besar. Bulan adalah contoh satelit alami Bumi. Satelit alami dapat memiliki berbagai ukuran dan komposisi, mulai dari bulan berbatu seperti Bulan kita hingga bulan es seperti beberapa satelit Jupiter dan Saturnus. Mereka memainkan peran penting dalam sistem planet, mempengaruhi pasang surut laut, menstabilkan rotasi planet, dan bahkan dapat memiliki atmosfer sendiri.

Jupiter: Planet Terbesar di Tata Surya

Jupiter adalah planet terbesar dalam tata surya kita dan memiliki banyak karakteristik menarik yang membuatnya menjadi subjek penelitian dan pengamatan ilmiah yang intens. Jupiter adalah planet kelima dari matahari dan planet terbesar di tata surya. Diameter Jupiter sekitar 142.984 km, yang lebih dari 11 kali diameter Bumi. Massa Jupiter adalah 318 kali massa Bumi, menjadikannya planet dengan gravitasi terkuat di tata surya.

Planet ini terdiri dari hidrogen dan helium, mirip dengan komposisi matahari. Atmosfernya terdiri dari lapisan-lapisan awan tebal yang didominasi oleh hidrogen molekuler, helium, metana, amonia, dan air. Jupiter tidak memiliki permukaan padat. Bagian dalamnya terdiri dari inti padat yang dikelilingi oleh lapisan cairan hidrogen metalik.

Atmosfer Jupiter terkenal dengan pola cuaca yang sangat dinamis, termasuk badai yang berlangsung selama berabad-abad. Bintik Merah Besar adalah badai raksasa yang berdiameter sekitar dua kali diameter Bumi dan telah berlangsung setidaknya selama 400 tahun. Atmosfernya menunjukkan pola pita awan terang dan gelap yang dikenal sebagai zona dan sabuk, yang bergerak dalam arah yang berlawanan.

Jupiter memiliki lebih dari 79 satelit yang diketahui, dengan empat yang terbesar dikenal sebagai satelit Galilea: Io, Europa, Ganymede, dan Callisto. Io adalah satelit yang sangat aktif secara vulkanik. Europa diyakini memiliki lautan bawah permukaan yang mungkin mendukung kehidupan. Ganymede adalah satelit terbesar di tata surya, bahkan lebih besar dari planet Merkurius. Sementara Callisto adalah satelit yang sangat tua dan penuh dengan kawah.

Peran Jupiter dalam tata surya adalah gravitasinya yang kuat. Gravitasi Jupiter mempengaruhi orbit objek lain dalam tata surya dan berperan dalam membersihkan tata surya dari komet dan asteroid yang mungkin berbahaya bagi planet bagian dalam. Jupiter juga dianggap sebagai “penjaga” tata surya karena membantu melindungi Bumi dari potensi tumbukan.

Berkenalan dengan Alam Semesta Tata Surya dan Benda Langit

Alam semesta, tata surya, dan dunia langit adalah suatu hal yang penuh dengan misteri dan fenomena yang sangat menakjubkan. Banyak sekali hal yang belum diketahui oleh para peneliti hingga saat ini. Tentu hal ini sangat menarik bagi anak, yang “haus” akan segala pengetahuan menakjubkan. Banyak manfaat dari berkenalan dengan alam sejak usia dini, seperti mengembangkan rasa ingin tahu, karena melihat variasi bentuk, suara, warna, makhluk, dan segala komponen alam yang berbeda-beda, sehingga memicu proses berpikir dan pencarian informasi. Dan meningkatkan kepercayaan diri, dengan memilih kegiatan yang mereka sukai, bereksplorasi secara mandiri, dan mengekspresikan diri melalui berbagai media yang tersedia di alam sekitar. Lewat buku ini, beragam fenomena alam, seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, pelangi, serta banyak lainnya akan dikupas dengan jelas. Pun dari dunia tata surya dan langit, pengetahuan tentang meteor, planet, bulan, gerhana, serta banyak lainnya akan dijelaskan dengan sederhana namun tepat. Yuk, ajak buah hati kita mengenali alamnya lebih dekat!

Haii, Grameds! Gimana ini kabar kalian semua? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya! Oh, ya, Grameds, pernahkah kalian membayangkan betapa luas dan beragamnya alam semesta kita? Di Tata Surya kita saja, terdapat planet-planet dengan ukuran dan karakteristik yang sangat berbeda seperti Jupiter dan Merkurius, kedua planet yang kontrasnya bagaikan bumi dan langit. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas planet terbesar dan planet terkecil di tata surya kita! Siapkan diri kalian untuk menjelajahi petualangan antariksa yang menarik ini ya! Yuk, kita mulai!

Grameds, sudah pada tahu belum sih sebenarnya apa itu planet? Kita ketahui bersama yuk! Planet adalah benda langit yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang dan cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri yang membuatnya berbentuk bulat atau hampir bulat. Planet juga harus memiliki orbit yang jelas, artinya tidak ada benda lain yang sama besar atau lebih besar yang berbagi orbitnya. Di dalam tata surya kita, planet-planet mengelilingi matahari dan terbagi menjadi planet dalam (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars) serta planet luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus). Masing-masing planet memiliki karakteristik unik terkait ukuran, komposisi, atmosfer, dan fenomena permukaan.

sumber: Universe Today

Tata surya adalah sistem planet yang terdiri dari matahari sebagai pusatnya dan semua objek yang mengorbitnya, termasuk delapan planet, satelit alami (bulan), planet kerdil, asteroid, komet, dan debu serta gas antarplanet. Tata surya terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu dari runtuhnya awan gas dan debu raksasa.

Berikut adalah komponen utama dalam tata surya:

Matahari adalah bintang di pusat Tata Surya kita, sebuah bola gas raksasa yang memancarkan cahaya dan panas akibat reaksi fusi nuklir di intinya. Energi yang dihasilkan Matahari sangat penting bagi kehidupan di Bumi, menyediakan cahaya, panas, dan energi yang dibutuhkan untuk fotosintesis dan proses lainnya. Matahari juga merupakan objek terbesar di Tata Surya, mengandung lebih dari 99,8% massa total sistem ini.

Planet adalah benda langit yang mengorbit Matahari, memiliki massa yang cukup untuk membentuk diri menjadi bulat karena gravitasinya sendiri, dan telah membersihkan lingkungan orbitnya dari benda-benda langit lain. Ada delapan planet di Tata Surya kita: Merkurius, Venus, Bumi, Mars (planet dalam/terrestrial), Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus (planet luar/gas raksasa). Masing-masing planet memiliki karakteristik unik, seperti ukuran, komposisi, atmosfer, dan suhu.

Planet kerdil adalah benda langit yang mengorbit Matahari dan memiliki massa yang cukup untuk membentuk diri menjadi bulat karena gravitasinya sendiri, tetapi belum membersihkan lingkungan orbitnya dari benda-benda langit lain. Ada lima planet kerdil yang diakui secara resmi di Tata Surya kita: Pluto, Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres. Planet kerdil biasanya lebih kecil dari planet dan seringkali berbagi orbitnya dengan objek-objek lain di Sabuk Kuiper atau Sabuk Asteroid.

Buku Ensiklopedia Anak: Tata Surya

Apa planet tercepat di tata surya? Mengapa Venus disebut ‘saudara Bumi?’ Dapatkah Anda menebak ada berapa jumlah satelit planet Jupiter? Komet manakah yang mempunyai cahaya paling terang? Ada banyak sekali fakta dan informasi unik nan penting seputar tata surya kita yang dapat Anda ketahui di dalam buku ini. Mulai dari keadaan Matahari, planet-planet, hingga misi-misi luar angkasa dirangkum dan disajikan dengan ulasan dan ilustrasi menarik sehingga anak Anda betah menggali segala hal tentang tata surya.

Merkurius: Planet Terkecil di Tata Surya

Merkurius adalah planet terkecil di Tata Surya dan juga yang terdekat dengan Matahari. Namanya diambil dari dewa Romawi, Merkurius, yang dikenal sebagai pembawa pesan para dewa karena kecepatannya yang luar biasa. Diameter planet ini hanya sekitar 4.880 km, yang hanya sekitar 38% dari diameter bumi. Massa Merkurius adalah sekitar 5,5% massa Bumi, menjadikannya planet dengan gravitasi yang relatif lemah dibandingkan dengan Bumi.

Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan matahari, dengan jarak rata-rata sekitar 57,9 juta km. Planet ini memiliki orbit yang sangat eksentrik (elips), dengan jarak terdekat ke matahari (perihelion) sekitar 46 juta km dan jarak terjauh (aphelion) sekitar 70 juta km. Merkurius mengelilingi matahari dalam waktu sekitar 88 hari Bumi.

Merkurius memiliki periode rotasi yang lambat, berputar pada sumbunya setiap 59 hari Bumi. Karena kombinasi dari rotasi dan revolusinya, satu hari matahari di Merkurius (waktu antara dua matahari terbit berturut-turut) berlangsung sekitar 176 hari Bumi.

Merkurius memiliki atmosfer yang sangat tipis dan terdiri dari partikel-partikel yang ditangkap dari angin matahari serta gas-gas yang terlepas dari permukaan planet. Atmosfer ini disebut eksosfer dan terdiri dari hidrogen, helium, oksigen, natrium, kalium, dan argon. Karena kedekatannya dengan matahari dan kurangnya atmosfer yang signifikan, suhu permukaan Merkurius sangat bervariasi. Di siang hari, suhu dapat mencapai sekitar 430°C, sementara di malam hari bisa turun hingga -180°C.

Permukaan Merkurius penuh dengan kawah akibat tumbukan, mirip dengan permukaan bulan, dengan sedikit aktivitas geologis yang berlangsung sejak miliaran tahun yang lalu. Fitur permukaan lainnya termasuk dataran tinggi, tebing curam yang disebut rupes, dan cekungan besar seperti Cekungan Caloris, yang memiliki diameter sekitar 1.550 km.

Buku Ensiklopedia Anak: Tata Surya

Apa planet tercepat di tata surya? Mengapa Venus disebut ‘saudara Bumi?’ Dapatkah Anda menebak ada berapa jumlah satelit planet Jupiter? Komet manakah yang mempunyai cahaya paling terang? Ada banyak sekali fakta dan informasi unik nan penting seputar tata surya kita yang dapat Anda ketahui di dalam buku ini. Mulai dari keadaan Matahari, planet-planet, hingga misi-misi luar angkasa dirangkum dan disajikan dengan ulasan dan ilustrasi menarik sehingga anak Anda betah menggali segala hal tentang tata surya.

Pluto memiliki ukuran yang sama dengan bulan

Pluto membutuhkan waktu 248 tahun bumi untuk berevolusi mengitari Matahari. Namun, Pluto baru ditemukan pada tahun 1930 sehingga pada saat ini Pluto masih membutuhkan waktu 150 tahun bumi untuk menyelesaikan satu perjalanan mengitari Matahari.

Lokasi Pluto diketahui sangat jauh dari Matahari. Hal ini menyebabkan cahaya matahari membutuhkan waktu selama lebih dari lima jam untuk mencapai Pluto. Waktu tersebut merupakan waktu yang sangat panjang mengingat cahaya matahari hanya membutuhkan waktu delapan menit untuk mencapai Bumi.

Pluto sempat menjadi salah satu planet di Tata Surya, tetapi dikeluarkan dari daftar tersebut pada 2006. Ini alasan Pluto kehilangan statusnya.

Tata surya, seperti yang sempat digaungkan di buku-buku pelajaran IPA masa lalu, memiliki sembilan planet, yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Pluto sebagai yang terjauh.

Pada 24 Agustus 2006, status planet Pluto dicabut. Alasannya, persatuan Astronomi Internasional (IAU) memutuskan untuk mengklasifikasikan ulang Pluto menjadi planet kerdil, sehingga jumlah planet di Tata Surya berkurang menjadi delapan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pluto adalah planet kerdil sesuai definisi dan diakui sebagai prototipe dari kategori baru objek trans-Neptunus," demikian dinyatakan dalam resolusi yang disetujui pada tahun 2006, dikutip dari Space, Jumat (15/11).

Pluto ditemukan oleh Clyde Tombaugh pada 1930. Kala itu para ilmuwan mencari benda langit yang tidak dikenal untuk menjelaskan ketidakteraturan dalam orbit Uranus.

Tombaugh yang merupakan seorang astronom yang baru saja bergabung dengan Observatorium Lowell di Arizona ditugaskan untuk mengidentifikasi pelakunya.

Setelah beberapa bulan, ia berhasil menemukan objek bulat berbatu di luar Uranus yang ia yakini sebagai penyebab ketidakteraturan orbit Uranus. Benda itu kemudian diberi nama Pluto, yang diambil dari nama dewa dunia bawah dalam mitologi Romawi.

Meski lebih kecil dari beberapa bulan yang telah diketahui, ukurannya cukup besar untuk dianggap sebagai planet.

Namun, para peneliti kemudian mengetahui bahwa Pluto tidak cukup besar untuk memberikan tarikan gravitasi yang diperlukan untuk mempengaruhi orbit Uranus.

Selain itu, pada tahun 1990-an, para astronom menemukan bahwa Pluto dikelilingi oleh sejumlah objek yang berukuran serupa.

Pluto merupakan bagian dari wilayah tata surya yang kemudian dinamai Sabuk Kuiper. Hal ini memicu perdebatan tentang status Pluto di dalam jajaran planet, yang mencapai puncaknya pada pertemuan tahun 2006 di Praha.

Dalam pertemuan tersebut, IAU menugaskan sebuah komite kecil untuk membuat ulang definisi "planet".

Mereka menetapkan tiga kriteria untuk planet, yakni:

1. Harus mengorbit mengelilingi Matahari2. Harus memiliki massa yang cukup untuk membuat dirinya berbentuk bulat3. Harus menyingkirkan semua benda langit lainnya, kecuali bulan-bulannya sendiri, dari orbitnya.

Berdasarkan kriteria ketiga, komite tersebut menyatakan Pluto tidak lagi memenuhi syarat sebagai sebuah planet karena posisinya yang terletak di Sabuk Kuiper yang berantakan, di mana terdapat ribuan benda yang berada di luar orbit Neptunus.

Oleh karena itu, Pluto bukanlah objek yang dominan secara gravitasi di lingkungannya. Dengan demikian, definisi baru menyatakan Pluto bukan lagi planet.

Namun, definisi tersebut langsung menuai kritik dari para astronom.

"Definisi tersebut jelas tidak memadai, karena tidak memasukkan eksoplanet," kata Jean-Luc Margot, seorang ilmuwan planet di UCLA, dikutip dari Live Science.

Selain itu, ia menyebut sangat sulit untuk menentukan kapan sebuah benda telah membersihkan orbitnya sendiri. Pluto jelas tidak melakukan hal itu, tetapi menurut beberapa definisi, Mars juga demikian.

Penurunan status Pluto masih menjadi kontroversi bagi sebagian ilmuwan karena cara pengklasifikasiannya.

Philip Metzger, fisikawan planet yang bekerja pada misi New Horizons NASA ke Pluto, sebelumnya telah menunjukkan bahwa IAU tidak mengajukan definisi planet mereka untuk pemungutan suara dari komunitas ilmiah yang lebih besar. Menurutnya, hal ini membuat definisi baru tersebut tidak valid.

Di sisi lain, para ilmuwan yang belum move on dari Pluto dianggap memiliki masalah sentimen. Banyak orang yang tumbuh dengan menganggap Pluto sebagai planet, dan mereka masih berinvestasi secara emosional di dalamnya.

Terlepas dari apakah Pluto itu planet atau planet kerdil, Pluto tetaplah bagian yang menarik dari tata surya, mulai dari "jantung" besar berwarna putih yang terdiri dari nitrogen beku hingga "gunung berapi super" yang memuntahkan es yang diduga bersembunyi di bawah permukaannya.

Pluto yang biasa dikenal sebagai planet terkecil dalam tata surya saat ini sudah kehilangan predikat tersebut. Bukan karena ukuran dari planet ini berubah ataupun muncul planet lain yang lebih kecil. Alasan dibaliknya adalah sebutan planet sudah tidak lagi disematkan bagi Pluto.

Pada tahun 1930, astronom Amerika yaitu Clyde Tombaugh menemukan Pluto dan menjadikannya sebagai planet kesembilan dalam tata surya. Namun, pada tahun 2006 Pluto sudah tidak lagi digolongkan menjadi sebuah planet.

Perubahan yang dilakukan terhadap Pluto terjadi akibat perubahan pada definisi dari sebuah planet. Ternyata, Pluto tidak memenuhi definisi dari planet yang didasarkan pada perubahan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pluto sudah kehilangan predikat sebagai planet terkecil dalam tata surya. Pluto kini tidak memenuhi kriteria disebut planet.

Pluto kehilangan predikat tersebut bukan karena ukuran dari planet ini berubah ataupun muncul planet lain yang lebih kecil. Melainkan karena sebutan planet sudah tidak lagi disematkan bagi Pluto.

Dilansir dari detikEdu, ada tahun 1930, astronom Amerika yaitu Clyde Tombaugh menemukan Pluto dan menjadikannya sebagai planet kesembilan dalam tata surya. Namun, pada tahun 2006 Pluto sudah tidak lagi digolongkan menjadi sebuah planet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu bisa terjadi akibat perubahan pada definisi dari sebuah planet. Pluto kini tidak memenuhi definisi dari planet pada perubahan tersebut.